Catatan Seorang Software Engineer




Mungkin sudah aku jelaskan padamu, bahwa aku ini adalah anak dari sepasang orang tua yang tidak berdasi dan bukan dari orang yang berada. Aku tahu keadaanku dan itu membuatku termotivasi untuk bekerja memenuhi segala kebutuhanku untuk mengurangi beban orang tuaku. Hah Bekerja? Yaa Aku bekerja disuatu kantor yang aku sendiri pun tidak tahu dimana.


Saat kau bertanya dimana kantorku, aku akan menyebutkan suatu tempat yang mungkin belum pernah aku kunjungi. Mungkin pada awalnya kamu tak mengerti, tapi memang ini kenyataanya. Aku adalah seorang karyawan dan memiliki kantor, Tapi kantorku nan jauh disana entah ada dimana.

Ehh.. Jangan takut, tak perlu khawatir, meskipun jauh aku tidak perlu pindah kesana, kita tidak perlu terpisah dengan jarak yang sangat jauh. Aku bisa bekerja dimana saja di rumah, sekolah/kampus, terminal, asal ada computer/laptop, listrik, dan internet. Yaa terlihat simple memang pekerjaanku.

Hmmm.. Jadi kamu masih bingung apa pekerjaan ku sebenarnya? Pekerjaanku itu berkaitan dengan hal yang saaaangat menyenangkan bagiku, contohnya yaa membuat design untuk tampilan website, logo produk atau perusahaan, packaging, banner, poster, T-shirt, cover buku atau aaaapaa saja selagi itu tidak menyita banyak waktuku untuk belajar demi prestasi di sekolah.

Keseharianku selalu bergulat dengan pixel pixel. membuat suatu tampilan dan berharap orang orang berkata “Wah… ” dengan senyum kagum setelah melihatnya dan merasa nyaman saat menggunakannya, aku mohon pengertianmu jika aku terlalu lama membalas BBM atau Pesan Singkatmu.

Tapi ada beberapa hal yang harus kau maklumi, diantaranya adalah saat temanmu bertanya padamu, apakah aku ini seorang anak yang manja dan serba bergantung pada orang tua.
Karena setiap hari libur datang aku hampir selalu berada di luar kota untuk refreshing mencari suasana kota kota baru yang belum pernah aku singgahi menggunakan bis-bis yang belum pernah aku naiki atau terkadang hanya menggunakan kaos oblong dirumah. Jika kau menemui hal tersebut, cukuplah tersenyum dan ceritakan ke mereka mengenai pekerjaanku.

Jika penjelasanmu belum cukup memuaskan mereka, tersenyumlah kembali dan biarkan mereka dengan segala pemahaman mereka.

Aku juga mohon pengertianmu jika saat kita meluangkan waktu diluar, aku selalu membawa laptopku. karena aku harus selalu siap jika kantorku yang berada nan jauh disana membutuhkan aku untuk mengerjakan sesuatu.

Tapi percayalah.. saat kita meluangkan waktu di luar aku selalu berdoa agar tidak ada pekerjaan mendadak untukku, agar aku tidak membuat senyummu hilang saat aku menekan tombol power laptopku.

Aku juga memohon pengertianmu, jika saat malam minggu. waktu dimana orang-orang meluangkan waktu untuk jalan-jalan bersama atau sekedar nongkrong di kaki lima, sedangkan aku memanjakanmu hanya melalui chat FB atau sms dengan sesekali memeriksa emailku.

Perbedaan waktu antara kita disini dan kantorku disana terkadang terpaut saaaangat jauh, terkadang malam hari disini berarti siang hari disana, dan itu artinya mereka sedang memeriksa pekerjaanku dan sedang menyiapkan pekerjaan yang akan diberikan untukku. jadi aku harus selalu siap jika pekerjaan yang diberikan itu berada di level top priority.

Tapi sekali lagi percayalah… aku selalu berdoa agar pekerjaan yang aku terima saat malam hari tidak berada pada level tersebut, sehingga aku bisa meluangkan sedikit sisa malamku untuk sekedar memberimu kabar atau menelfonmu.

Jika suatu hari kita keluar dan aku sering mengabaikan pembicaraanmu, tolong jangan ada amarah dibenakmu. Jujur… aku sangat ingin segera menanggapi pembicaraanmu, tapi aku juga harus menjaga konsentrasiku agar ide segar yang telah aku dapatkan ini tidak hilang.

Tak jarang kau akan menemuiku dalam kondisi tengah asyik di depan komputer sambil memainkan mouse. dan sekali lagi mohon maaf jika obrolanmu tidak aku tanggapi untuk alasan menjaga konsentrasi.

Tapi percayalah (lagi)…  Laki laki ini sangat ingin selalu berada di dekatmu. Laki laki ini ingin selalu meluangkan waktu bersamamu. Deretan pixel di sebuah design yang setiap saat melintas difikiranku pun tentu tak akan bisa menggantikan tawa dan senyum yang terlukis indah di wajahmu.

Laki laki ini bertingkah seperti ini karena ia sangat takut… takut menghadirkan neraka di kehidupanmu. Karena ia telah mempersiapkan diri sebelum berjanji kepada orang tuamu dan kepada dirinya sendiri untuk selalu membahagiakanmu.

Karena sejak Ijab Qabul diucapkan, laki laki ini sadar bahwa segala kewajiban ayahmu terhadapmu, telah diambil oleh laki laki yang sedang menatap layar komputer ini.
Terima kasih dan mohon maaf, untuk segala pengertianmu untukku. Aku bersyukur Allah mempertemukan engkau dan aku, dan aku akan selalu berusaha menjadi lelaki yang mengantarkanmu pada impian impian kita. Termasuk memastikanmu untuk menemui kekasih kita tanpa tersentuh api neraka.

Terimakasih untuk kamu yang selalu mengingatkan aku, yang selalu mencariku disaat aku sibuk, walau terkesan berlebihan, tapi aku suka..


cerita ini terinspirasi dari tulisan abang 
Share on Google Plus

About Unknown

Memiliki nama lengkap Muhammad Nurdin Mafatichul Fuadi. Menekuni dunia design grafis, web developer, dan penerbangan. Hobi fotografi dan travelling. Mengagumi seorang wanita istimewa selama 6 tahun tapi tidak berani mengungkapkan.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: