Assalamualaikum Wr.Wb.
Selamat pagi para pembaca, apa kabar?
Sebelum saya memulai tulisan ini ada yang akan saya tananyakan. Apakah ada yang kenal dengan
kakek yang ada disamping?
Alhamdulillah kalau jika anda kenal, berarti masa kecil anda hidup tentram InsyaAllah tumbuh menjadi orang yang Shaleh.
Amiin Yaa Rabbal Alamiin...
Yak benar sekali, beliau adalah Bpk. KH.As'ad Humam. Bagi kalangan anak anak kelahiran 80-awal 2000an mungkin sangat familiar dengan foto disamping, apalagi anak anak di pedesaan yang mempunyai kegiatan rutin mengaji di saung, mushala ataupun rumah guru ngaji.
Beliau, KH.As'ad Humam lahir pada tahun 1933. Beliau sangat berperan penting dalam memberantas buta hijaiyah di negeri kita ini. Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja, Beliau
mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau terkena penyakit pengapuran
tulang belakang, dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama satu setengah tahun.
Penyakit
inilah yang dikemudian hari membuat As’ad Humam tak mampu bergerak
secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya
mengejang dan sulit untuk dibungkukkan. Dalam keseharian, sholatnya pun
harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi ruku’
ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh
tubuhnya.
Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
Nama asli beliau hanya As'ad saja, nama Humam adalah tambahan dari nama ayah beliau yang bernama H.Humam Siradj. Beliau tinggal di Kampung Selokraman, Kotagede Yogyakarta. Ia adalah anak kedua dari 7 bersaudara. Darah wiraswasta diwariskan benar oleh orang tua mereka, terbukti tak ada satu pun dari mereka yang menjadi Pegawai Negeri Sipil. KH Asad Humam sendiri berprofesi sebagai pedagang imitasi di pasar Bringharjo, kawasan Malioboro Yogyakarta. Profesi ini mengantarnya berkenalan dengan KH Dachlan Salim Zarkasyi. Berawal dari silaturahim ini kemudian KH As’ad Humam mengenal metode Qiroati.
Dari
Qiroati ini pula kemudian muncul gagasan-gagasan KH As’ad Humam untuk
mengembangkannya supaya lebih mempermudah penerimaan metode ini bagi
santri yang belajar Al Quran. Mulailah KH As’ad Humam bereksperimen, dan
hasilnya kemudian ia catat, dan ia usulkan kepada KH Dachlan Zarkasyi.
Namun
gagasan-gagasan tersebut seringkali ditolak oleh KH Dachlan Salim
Zarkasyi, terutama untuk dimasukkan dalam Qiroati, karena menurutnya
Qiroati adalah inayah dari Allah sehingga tidak perlu ada perubahan. Hal
inilah yang pada akhirnya menjadikan kedua tokoh ”berkonflik”. Sehingga
pada akhirnya muncullah gagasan KH As’ad Humam dan Team Tadarus
Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus “AMM”) Yogyakarta untuk
menyusun sendiri dengan pengembangan penggunaan cara cepat belajar
membaca Al-Qur’an melalui metode Iqro.
K.H.
As’ad Humam telah meninggalkan kita untuk selamanya. Pada awal Februari
tahun 1996 dalam usia 63 tahun, beliau dipanggil Allah SWT. Beliau
menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Ramadhan hari Jum’at (2/2)
sekitar Pukul 11:30. Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid
Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi. Beliau sangat
layak disebut sebagai pahlawan bagi kita semua. Meskipun beliau telah
meninggal dunia, ilmu yang beliau wariskan menjadi kebaikan bagi beliau
yang terus mengalir menambah kebaikan bagi beliau di sisi Allah.
Inilah
kisah dan biografi singkat sosok yang sebenarnya bisa kita sebut sosok
nasional, yang tidak banyak orang mengetahuinya, meskipun karyanya telah
dinikmati sebagian besar umat islam di Indonesia. Sosok dengan
keterbatasan fisik namun tetap mempunyai semangat berkarya dan semangat
dakwah yang seharusnya kita contoh.
Semoga pahala terus terlimpakan dan mengalir untuk beliau serta mendapat tempat yang baik di sisi Allah SWT sebagai balasan atas kebaikan karya pemikiran beliau membuat metode Iqra' ini yg telah ikut serta melahirkan hafidz hafidz muda, imam imam muda, serta mubaligh mubaligh muda yang bermanfaat bagi Bangsa, Negara, dan Agama. Amiin Yaa Rabbal Alamiin
Waalaikum Salam
0 komentar:
Post a Comment