Assalamualaikum Wr.Wb.
Selamat siang netizen, siang ini saya akan menuliskan sedikit curhatan yang mungkin juga pernah ditanyakan oleh kawan-kawan netizen selama ini. Semua bermulai dari curhatan teman-teman saya yang pernah sama-sama menimba ilmu di Kabupaten Brebes, Kota Purwokerto dan sekarang kebetulan mereka bertemu lagi bersama saya di Yogyakarta untuk melanjutkan study.. Ya pada dasarnya, ini hanya perbandingan/sekedar jawaban dari berbagai pertanyaan mengapa tarif angkutan umum dari Jawa Tengah/DIY lebih murah ke timur daripada ke wilayah barat.
Curhatan dan pertanyaan-pertanyaan mereka tidak langsung saya jawab dengan detail karena saya juga memiliki batasan-batasan pengetahuan tentang dunia otobis, saya hanya menjawab sebisa saya. Kebetulan, saya pun ikut tergerak dan penasaran jawaban sebenarnya. Lalu saya buat status di dinding facebook saya tentang pertanyaan-pertanyaan teman-teman saya tadi. Seperti ini status facebook saya
"Brebes-Jakarta AC Ekonomi 75rb, Jogja-Surabaya dengan konfigurasi kursi
dan fasilitas sama hanya beda posisi mesin cukup dengan uang tidak lebih
dari 60rb.
Tegal-Bulakamba(Brebes) 25km 15rb, Jogja-Solo dengan kelas dan mesin yang sama dan jarak yang lebih jauh (antara 65-80 KM) cuma 12rb. Samasama nyeser (ngangkut penumpang di jalan).
Kok iso?"
Tegal-Bulakamba(Brebes) 25km 15rb, Jogja-Solo dengan kelas dan mesin yang sama dan jarak yang lebih jauh (antara 65-80 KM) cuma 12rb. Samasama nyeser (ngangkut penumpang di jalan).
Kok iso?"
Banyak komentar-komentar bagus dari teman-teman saya yang bisa dibilang "Jempolannya dunia Bis" karna saya banyak belajar dari beliau-beliau ini. Beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya adalah sebagai berikut
"Kenapa kalo ke timur lebih murah, karena ke timur semua armada baik PATAS maupun bumel (ac ekonomi) bebas menaikkan penumpang di jalan (non terminal), sedangkan kalau bis ke barat (arah jakarta) lebih banyak langsungan tidak mengambil penumpang di jalan, hanya mengambil penumpang di agen-agen lintasan. Dari sini pun jelas, penumpang ke timur (patas surabaya) lebih banyak mendapat penumpang untuk menutupi uang solar dan setoran, sedangkan ke arah jakarta jumlah penumpang hanya sebatas jumlah kursi yang tersedia" - Angga Ismiraz
"Bangkitan penumpang di jalur Solo - Jogja itu bagus. Sama kayak bangkitan penumpang Solo - Semarang, makanya Solo Semarang dilayani 24 jam. Maksudnya bangkitan itu, abis "disapu", bentaran ada lagi, disapu bersih lagi, ada lagi. gak abis abis. jarak sama, medan jalanan sama, biaya operasional sama (baca: konsumsi solar, ban, dll), coba dibagi dengan jumlah penumpang. Misal biaya operasional 100rb, yang satu bawa 20 orang penumpang maka 1 orang cuma 5000rupiah. Bis satunya bawa 50 orang, maka 1 orang cuma 2000rupiah... itu permisalannya.
Sama kayak angkot... penumpang jarak jauh full trip, cuma sebiji, walaupun tu penumpang bayar 10rb, tetep "ngedumel" supirnya (walau dalam hati)....
dibanding bawa orang 5, tp bayarnya seorang 3000an... ehehe... apalagi kalo banyak penumpang jarak dekat banget, seorang bayar 1000an, bentar ada yg naik, maju dikit ada yg turun, maju dikit ada yg naek lagi dst..." -Niko Satrio
"Bangkitan penumpang di jalur Solo - Jogja itu bagus. Sama kayak bangkitan penumpang Solo - Semarang, makanya Solo Semarang dilayani 24 jam. Maksudnya bangkitan itu, abis "disapu", bentaran ada lagi, disapu bersih lagi, ada lagi. gak abis abis. jarak sama, medan jalanan sama, biaya operasional sama (baca: konsumsi solar, ban, dll), coba dibagi dengan jumlah penumpang. Misal biaya operasional 100rb, yang satu bawa 20 orang penumpang maka 1 orang cuma 5000rupiah. Bis satunya bawa 50 orang, maka 1 orang cuma 2000rupiah... itu permisalannya.
Sama kayak angkot... penumpang jarak jauh full trip, cuma sebiji, walaupun tu penumpang bayar 10rb, tetep "ngedumel" supirnya (walau dalam hati)....
dibanding bawa orang 5, tp bayarnya seorang 3000an... ehehe... apalagi kalo banyak penumpang jarak dekat banget, seorang bayar 1000an, bentar ada yg naik, maju dikit ada yg turun, maju dikit ada yg naek lagi dst..." -Niko Satrio
"Brebes-
jakarta.... Operasional tol, TPR terminal, jatah preman, calo,
penumpang jarak jauh (bukan penglaju), inflasi perkotaan tinggi=
operasional tinggi. Jogja-solo-surabaya....tol jarak
pendek, penumpang ramai di jarak pendek, pemasukan lebih bisa
dimaksimalkan....inflasi masih agak rendah= operasional rendah. Untuk uang jalan, harga makanan di jawa barat dan jakarta 10rb dapet apa? Beda dengan jawa timur, 10rb dapet rawon sampe tumpeh-tumpeh" -Meiga Alfa Prananda
Nah, gimana teman-teman sudah jelas kan apa perbedaanya? Kesimpulan dari saya, meskipun harga solar dan biaya operasional armada sama, tetapi hitungan masukkan dan pengeluaran diluar operasional tetap beda dan tidak boleh disamakan. Beda kota, beda penumpang dan beda juga biaya hidupnya gan.
Kalo saya sendiri yang hobi jalan-jalan, lebih prefer ke Jawa Timur. Selain harga tiket yang murah, bagi saya lingkungan disana lebih kondusif bagi traveller seperti saya, harga jajanan dan makanannya pun cenderung bisa diajak kompromi dengan dompet mahasiswa loh..
Sekian dulu, kalau ada kritik/saran atau pertanyaan silakan di curahkan ke kolom komentar atau hubungi saya di 085642710191. Terimakasih, Wassalamualaikum Wr.Wb.
0 komentar:
Post a Comment